Nilai Ambang Batas Kebisingan
A.
Pengertian kebisingan
Apakah kebisingan? Apakah pembicaraan dengan teman dan
keluarga termasuk kebisingan? Apakah musik termasuk kebisingan? Apakah mesin
pabrik yang bekerja dengan kecepatan tinggi termasuk kebisingan? Yang
membedakan antara musik dengan suara pabrik adalah apakah suara tersebut
diinginkan. Pada kebanyakan kasus musik adalah suara yang diinginkan, sedangkan
suara pabrik adalah suara yang tidak diinginkan. Kendati musik adalah suara
yang diinginkan dalam intensitas tinggi dapat merusak pendengaran seperti suara
pabrik. Efek kebisingan terhadap kesehatan tergantung dari kerasnya suara dan
apakah suara tersebut diinginkan atau tidak. Kualitas suara ditentukan oleh
frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi suara dinyatakan dengan jumlah getaran
tiap detik, atau Hertz (Hz). Sedang intensitas suara merupakan besarnya tekanan
suara, yang dalam pengukuran sehari-hari dinyatakan dalam perbandingan
logaritmis dan menggunakan satuan desibel (dB). Frekuensi suara di bawah 20 Hz
disebut sebagai infrasonik, sedang di atas 20.000 Hz merupakan gelombang ultrasonik.
Frekuensi antara 20 – 20.000 Hz, dapat didengar oleh telinga manusia. Untuk
komunikasi percakapan secara normal,
diperlukan
frekuensi antara 250 – 3000 Hz.
Rangsang suara yang berlebihan atau tidak
dikehendaki (bising), yang dijumpai di pabrik atau tempat-tempat yang ramai akan
mempengaruhi fungsi pendengaran. Berbagai faktor seperti intensitas, frekuensi,
jenis atau irama bising, lama pemajanan serta lama waktu istirahat antar dua periode
pemajanan, sangat menentukan dalam proses terjadinya ketulian atau kurang pendengaran
akibat bising. Demikian juga faktor kepekaan tiap pekerja, seperti umur,
pemajanan bising sebelumnya, kondisi kesehatan, penyakit telinga yang pernah
diderita, perlu pula dipertimbangkan dalam menentukan gangguan pendengaran akibat
bising.
B.
Suara Yang Tergolong Terlalu Keras
Cara sederhana untuk menentukan apakah tingkat suara
yang ada di tempat kerja terlalu keras adalah:
a.
Jika anda harus berteriak atau berbicara
keras dari jarak rentangan tangan untuk dapat dimengerti oleh lawan bicara
anda.
b.
Jika telinga anda berdengung jika anda
meninggalkan lokasi kerja.
c.
Jika anda kesulitan menangkap
pembicaraan biasa setelah kerja
d.
Jika anda merasa pusing atau mengantuk
karena kebisingan
e.
Jika rekan kerja anda juga memiliki
masalah yang sama atau telah diperiksa dokter didiagnosa mengalami gangguan
pendengaran.
C. Anatomi Telinga Manusia
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu bagian luar (outer ear), bagian tengah (middle ear) dan
bagian alam (inner ear). Ketiga bagian telinga tersebut memiliki komponen-komponen
berbeda dengan fungsi masing-masing dan saling berkelanjutan dalam menanggapi
gelombang suara yang berada di sekitar manusia. Tulang berbentuk spiral di
bagian dalam telinga disebut cochlea yang dilapisi sel rambut yang halus.
Gelombang bunyi dihantarkan dari telinga bagian luar ke telinga bagian tengah
dan telinga bagian dalam. Pada telinga bagian dalam, gelombang tekan
menggerakkan sel rambut, yang lalu mengirim signal ke otak, melalui jaringan
syaraf, tentang suara yang didengar telinga.
Kebisingan dengan intensitas tinggi akan merusak sel
rambut di bagian dalam telinga dan mengurangi kemampuan telinga untuk mendengar
dan menghantarkan informasi ke otak. Jika sel rambut ini rusak, tidak dapat
diperbaiki, sehingga kehilangan pendengaran yang terjadi akan permanen.
D. Suara di Tempat Kerja
Suara dalam pembahasan Kesehatan dan Keselatan Kerja
akan difokuskan pada potensi gelombang suara sebagai salah satu bahaya
lingkungan potensial bagi pekerja di tempat kerja beserta teknik-teknik
pengendaliannya.
Sumber
Suara
Beberapa jenis sumber suara di dalam lingkungan
kerja:
a.
Suara mesin
Jenis
mesin penghasil suara di tempat kerja sangat bervariasi, demikian pula karakteristik
suara yang dihasilkan. Contoh sumber kebisingan di perusahaan baik dari dalam
maupun dari luar perusahaan seperti:
Mesin pembangkit tenaga listrik seperti genset, mesin diesel, generator
Mesin-mesin produksi
Mesin potong, gergaji, serut di perusahaan kayu
Gambar
Mesin Penyerut Kayu
b.
Benturan antara alat kerja dan benda kerja
Proses menggerinda permukaan metal dan umumnya
pekerjaan penghalusan permukaan benda kerja, penyemprotan, pengupasan cat,
pengelingan, memalu dan pemotongan seperti proses penggergajian kayu dan metal
cutting. Kondisi ini akan menimbulkan kebisingan. Penggunaan gergaji bundar
(circular blades) dapat menimbulkan tingkat kebisingan antara 80 dB –
120 dB.
Gambar
Aktivitas Memotong Besi
c.
Aliran material
Aliran
gas, air atau material-material cair dalam pipa distribusi material di tempat
kerja, apalagi yang berkaitan dengan proses penambahan tekanan dan pencampuran
sedikit banyak
akan menimbulkan kebisingan di tempat kerja.
E. Jenis Kebisingan
Suara bisa berubah menjadi salah satu bahaya apabila
menimbulkan gangguan secara:
a.
Fisik (menyakitkan telinga pekerja)
b.
Psikis (mengganggu konsentrasi dan
kelancaran komunikasi)
Pada kondisi ini suara sudah berubah menjadi
polutan. Polutan tersebut dikenal dengan nama kebisingan.
National Institute of Occupational
Safety & Health (NIOSH) mendefinisikan status suara di
mana suara berubah menjadi polutan apabila:
1.
Suara-suara dengan tingkat kebisingan
lebih besar dari 104 dB.
2.
Kondisi kerja yang mengakibatkan seorang
karyawan harus menghadapi tingkat kebisingan lebih besar dari 85 dBA selama
lebih dari 8 jam.
Kebisingan di lingkungan kerja dibagi menjadi dua
jenis, yaitu kebisingan tetap dan kebisingan tidak tetap.
F. Nilai Ambang Batas
Kebisingan dapat menyebabkan dampak jangka pendek maupun
jangka panjang pada pendengaran. Untuk menanggulangi kebisingan di pabrik,
beberapa Negara menetapkan Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan.
Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja adalah
intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat
diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap
untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam
seminggu.
Berikut ini batas waktu pemaparan kebisingan per
hari yang direkomendasikan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada
tahun 1999.
Tabel
7.1 Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per Hari Kerja
G. Pengaruh Kebisingan
Secara
umum pengaruh kebisingan ini dapat dibagi menjadi dua yang didasarkan pada
tinggi rendahnya intensitas kebisingan dan lamanya waktu pemaparan. Pertama,
pengaruh pemaparan kebisingan intensitas tinggi (di atas NAB) dan kedua, adalah
pengaruh pemaparan kebisingan intensitas rendah (di
bawah
NAB):
a.
Pengaruh Kebisingan Intensitas Tinggi
Pada kondisi ini terjadi kerusakan pada
indera pendengaran yang dapat menyebabkan penurunan daya dengar baik yang
bersifat sementara maupun bersifat permanen atau ketulian.
Pengaruh kebisingan akan sangat terasa
apabila jenis kebisingannya terputus-putus dan sumbernya tidak diketahui.
Secara fisiologis, kebisingan dengan
intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti, meningkatnya
tekanan darah dan denyut jantung, resiko serangan jantung meningkat, gangguan
pencernaan.
b.
Pengaruh Kebisingan Intensitas Rendah
Tingkat kebisingan intensitas rendah
atau di bawah NAB banyak ditemukan di lingkungan kerja seperti perkantoran,
ruang administrasi perusahaan dll. Dampak dari kebisingan ini secara fisiologis
tidak merusak pendengaran. Namun, kondisi ini sering menyebabkan penurunan
performansi kerja, sebagai salah satu penyebab stress dan gangguan kesehatan
lainnya. Stress ini dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan dini, kegelisahan
dan depresi. Secara spesifik stress karena kebisingan ini akan mengakibatkan
hal-hal sebagai berikut:
1.
Stress menuju keadaan cepat marah, sakit
kepala, dan gangguan tidur
2.
Gangguan reaksi psikomotor
3.
Kehilangan konsentrasi
4.
Gangguan komunikasi antara lawan bicara
5.
Penurunan performansi kerja yang
kesemuanya itu akan bermuara pada kehilangan efisiensi dan produktivitas kerja.
H. Mengendalikan Tingkat Kebisingan
Jika tingkat kebisingan diatas 85 dBA untuk shift
selama 8 jam, 40 jam per minggu, hukum mengharuskan perusahaan untuk mengurangi
tingkat kebisingan yang ada.
a.
Pengendalian Teknik di sumber suara adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi
tingkat kebisingan. Tindakan yang harus dilakukan pertama-tama adalah sumber
suara terkeras. Pengendalian teknik yang dapat dikerjakan adalah sebagai
berikut:
1.
Mendesain kembali peralatan untuk
mengurangi kecepatan atau benturan dari
bagian yang bergerak, memasang peredam pada lubang pemasukan dan pembuangan,
mengganti peralatan yang lama dengan peralatan baru yang mempunyai desain lebih
baik.
2.
Merawat peralatan dengan baik, mengganti bagian yang aus dan memberikan pelumas
pada semua bagian bergerak.
3.
Mengisolasi peralatan dengan menjauhkannya dari pekerja, atau menutupinya.
4.
Memasang peredam getaran dengan menggunakan bantalan karet agar bunyi yang ditimbulkan
oleh getaran dan bagian logam dapat dikurangi; dengan mengurangi ketinggian
dari tempat barang yang jatuh ke bak atau ban berjalan.
5. Bahan penyerap bunyi dapat digantung di
tempat kerja untuk menyerap bunyi di tempat tersebut